Rabu, 30 Juni 2010

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode” Kartu Pilihan Tantangan” pada Pokok Bahasan Struktur Tubuh Hewan dan Tumbuhan

Abstrak

Proses pembelajaran adalah bagian penting dari proses pendidikan dimana pada proses belajar mengajar guru atau orang dewasa memberikan pengaruh kepada peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi dirinya sendiri. Proses belajar bukan sekedar mendengar atau mengamati guru menyajikan materi pembelajaran, akan tetapi siswa harus mempunyai peran dalam pembelajaran sehingga peran itu menjadi pengalaman baginya. Metode Kartu Pilihan Tantangan adalah metode yang diciptakan agar siswa aktif dan merasa diberi rangsangan, tantangan dalam permbelajaran. Berdasarkan paparan data yang mengungkapkan hasil belajar belajar pada siklus I terdapat ganjalan antara harapan dengan kenyataan. Perubahan nilai yang terjadi pada siswa tidak berubah secara signifikans artinya perlakuan berupa Kartu Pilihan Tantangan yang diberikan kepada siswa tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Melalui wawancara yang dilakukan dengan siswa dapat diketahui bahwa siswa merasa grogi dan bingung dalam menggali materi yang akan ditanyakan. Hasil belajar siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan Kartu Pilihan Tantangan dengan memberikan informasi tantang tujuan pembelajaran sebelumnya serta memberikan kesempatan siswa belajar di pustaka secara berkelompok dengan pengawasan guru akan memberikan perubahan hasil belajar yang sangat signifikan

Kata Kunci: PTK, Kartu Pilihan Tantangan, Hasil Belajar siswa
A.Pendahuluan
A.1. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan Undang-Undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Selanjutnya pada pasal 20 undang-undang tersebut menyatakan secara gamblang bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya setiap guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Pembelajaran Biologi sebagai bagian dari system pendidikan nasional di sekolah mempunyai tujuan pembelajaran yang mengarah pada proses penciptaan perkembangan peserta didik yang unggul dan berqualitas. Menurut Dirjen Dikdasmen bahwa pengembangan kurikulum Biologi merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan desentralisasi. Perkembangan itu bertujuan agar program pembelajaran relevan dengan lingkungan siswa, mampu memupuk keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa, memberikan kecakapan hidup, menguasai prinsip-prinsip alam, bersikap ilmiah serta mempunyai kepribadian Indonesia dan berakhlak mulia (2003:1)
Oleh karena begitu luas dan bermanfaatnya pembelajaran biologi dalam mengembangkan diri siswa maka guru harus mampu mengkontruksi proses pembelajaran siswa secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien adalah pembelajaran yang mampu menstimuli siswa belajar secara optimal dengan kondisi yang ada di sekolah atau kondisi yang disetting guru dari potensi yang ada di sekolah.
Kenyataan yang ditemui di kelas adalah masih banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar tidak sesuai dengan harapan, dimana hasil ulangan harian menunjukkan perolehan siswa di bawah KKM (KKM Biologi kelas XI SMAN Plus = 72).
Untuk mengatasi masalah tersebut penulis membuat inovasi pembelajaran dengan berupa menggunakan metode “ Kartu Pilihan Tantangan” pada pokok bahasan Struktur Tubuh Hewan di kelas XI SMAN Plus Propinsi Riau.
A.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan metode kartu pilihan tantangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
A.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan unutk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMAN Plus Propinsi Riau
A.4. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya pada pokok bahasan struktur tubuh manusia pada kelas XI SMAN Plus Propinsi Riau

A.5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
1) Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, aktif, efektif dan efisien
2) Dapat meningkatkan efektivitas belajar kelompok
3) Mendidik siswa untuk mengahargai, mengapersepsi pendapat temannya yang selanjutnya akan berpengaruh positip pada kehidupan sehari-hari siswa

b. Bagi Guru
1) Meningkatkan keterampilan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran
2) Menambah pengatahuan dan penahaman guru terhadap variasi metode pembelajaran
3) Tersedianya alternatif variasi metode pembelajaran
c. Bagi Sekolah
1) Meningkat akuntabilitas sekolah di mata masyarakat dan pemerintah
2) Dapat memberi motivasi bagi guru lain sehingga meningkatkan kinerja guru di sekolah tersebut

B. Kajian Teoretis
B. 1. Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah bagian penting dari proses pendidikan dimana pada proses belajar mengajar guru atau orang dewasa memberikan pengaruh kepada peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi dirinya sendiri. Menurut Slameto (2003:2)
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara kesuluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran mempunyai sifat-sifat sebagai barikut:
1) Terjadi secara sadar
Seorang siswa yang telah mengalami proses pembelajaran sadar telah terjadi perubahan pada dirinya, misalnya dari ketidaktahuan pada suatu konsep pengetahuan menjadi tahu.
2) Bersifat berkesinambungan
Seorang siswa yang diajar dan dilatih menanam pohon selanjutnta diajari dan terampil memupuk dan memelihara tanamannya
3) Bersifat positif
Perubahan senintiasa terus berkembang ke arah yang positif dan konstruktif
4) Bersifat kekal
Pengetahuan atau keterampilan yang diterima siswa bertahan samapi dewasa
5) Bertujuan dan terarah
Perubahan tingkah laku bertujuan dan terarah kepada perkembang ke arah perubahan tingkah laku yang lebih kompleks
6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku
Meliputi perubahan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan
Menurut Hamalik (2003: 27) bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman ( Learning is definied as the modification or strengthening of behavior throught experiencing)
Dari teori ini dapat di ambil pengertian bahwa proses belajar bukan sekedar mendengar atau mengamati guru menyajikan materi pembelajaran, akan tetapi siswa harus mempunyai peran dalam pembelajaran sehingga peran itu menjadi pengalaman baginya. Aktifnya siswa mengambil peran dalam pembelajaran disebut juga dengan Cara belajar siswa aktif ( CBSA). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:114) bahwa keaktifan siswa dalam belajar melibatkan faktor fisik dan psikis. Faktor fisik dapat berupa kegiatan membaca, menulis, memperagakan, mempresentasikan, mengukur dll. Sedangkan psikis antara lain mengingat kembali isi pelajaran yang dipelajari sebelumnya, menggunakan konsep pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen dll. Seluruh kegiatan yang diikuti siswa harus menjamin adanya keterlibatan intelektual- emosional.
Pembelajaran Biologi sebagai bagian dari pembelajaran di sekolah merupakan komponen yang tak terpisahkan dari struktur pendidikan di sekolah. Mata pelajaran biologi mempunyai karakteristik umum seperti mata pelajaran lainnya dan mempunyai corak khusus sesuai dengan sifat mata pelajaran biologi. Menurut Dirjen Dikdasmen (2003:2)
Mata Pelajaran Biologi berfungsi untuk menanamkan kasadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga siswa dapat meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang maha Esa sebagai warga negara yang mengusai sains dan tekhnologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan melanjutkan pendidikan. Mata pelajaran Biologi Bertujan untuk:
1) Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitan
2) mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai sikap ilmiah
3) Menerapkan konsep dan prinsip Biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
4) Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari
5) Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan
6) Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan
B. 2. Hasil Belajar
Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahwa hasil belajar adalah bentuk perubahan yang yang terjadi dari proses pembelajaran yang telah dijalani siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Menurut Djamarah dan Zain (2002:119) bahwa suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil jika tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Hamalik (2003:38) menyatakan:
” Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tingksh laku antara lain pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emisonal, hubungan sosial, jamani, etika, sikap dan lain-lain. Jika sesorang telah melakukan pembelajaran maka akan terjadi pada salah-satu atau beberapa aspek tingksh laku tersebut.”
Tingkat keberhasil belajar yang tercermin dari perubahan tingkah laku tersebut dapat diukur dengan beberapa cara atau teknik yang kita kenal denga teknik evaluasi antara lain Tes, Wawancawa, Pengamatan, Quesioner dll.
B. 3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Secara garis besar dapat dibedakan atas dua golongan besar yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Menurut Slameto (2003: 54) Faktor tersebut adalah:
a. Faktor Intern: terdapat tiga faktor intern yaitu:
1) Jasmani yang meliputi: kesehatan dan keadaan tubuh
2) Psikologis yang meliputi: Inteligensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan
3) Kelelahan yang meliputi: kelelahan fisik dan rohani
b. Faktor Ekstern : terdapat 3 faktor ekstern yaitu:
1) Keluarga yang meliputi: Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orang tua, kebudayaan.
2) Sekolah yang meliputi: metode dan pendekatan guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu, gedung, pustaka, laboraturium dan lingkungan sekolah
3) Masyarakat yang meliputi: Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, kehidupan masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut saling terkait satu yang lain. Semakin besar dukungan dari faktor tersebut semakin besar harapan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien. Guru sebagai faktor yang penting dalam pembelajaran diharapkan mampu mengkondisikan dan memanfaatkan faktor-faktor tersebut semaksimal mungkin. Jika guru tak mampu mengembangkan potensi diri siswa dan memanfaatkan dukungan faktor-faktor lainnya maka pembelajaran tidak akan berhasil secara optimal mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran.
B. 4.Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran adalah cara guru membawa siswa ke suasana pembelajaran. Berbagai metode yang kita kenal misalnya ceramah, diskusi, permodelan, belajar kelompok, demontrasi dll
B. 5.Metode Kartu Pilihan Tantangan
Metode Kartu Pilihan Tantangan adalah metode yang diciptakan agar siswa aktif dan merasa diberi rangsangan, tantangan dalam permbelajaran. Pada metode ini siswa diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok. Pada pembelajaran siswa juga belajar untuk percaya kepada teman yang mewakilinya dan sebaliknya utusan mempunyai rasa tanggung jawab mewakili temannya.
Langkah-Langkah pembelajaran dengan metode Kartu Pilhan Tantangan adalah:
a. Persiapan
- Siswa dikelompokkan pada kelompok kecil 4-5 orang perkelompok (kelompok heterogen)
- Siswa diberi tugas belajar kelompok di rumah/ asrama sebelum pembelajaran di kelas
- Guru menyediakan ”Kartu Pilihan Tantangan” berupa kartu yang berisi soal-soal tentang materi pembelajaran sebanyak 3-4 soal.
b. Kegiatan Inti
1) Persiapan
- Appersepsi
- Motivasi
- Guru mengkomunikasikan tata cata/ aturan main proses pembelajaran
2) Kegiatan inti pembelajaran
- Kepada Siswa diberi waktu 15 menit untuk memantapkan persiapan
- Dengan bermain angka atau undian kelompok diundi untuk mendapatkan kesempatan pertama memilih” Kartu Pilihan Tantangan”.
- Kelompok yang mendapat kesempatan pertama mengutus 2 orang anggotanya bertanya-jawab (boleh bertukar peran) tentang soal yang didapatkannya
- Dua orang siswa dari kelompok lain menjadi juri untuk memastikan kebenaran jawaban utusan tersebut.
- Masing utusan diberi waktu 5- 7 menit
- Setelah melewati waktu tersebut utusan kelompok kembali ke kelompoknya berdiskusi tentang hasilnya
- Pengundian kembali dilakukan untuk kesempatan berikutnya.
- Setiap kelompok mendapat kesempatan 2 kali tampil
3) Refleksi
- Guru dan siswa mendiskusikan tentang proses pembelajaran
- Guru memberikan perbaikan dan penguatan tentang materi pelajaran
4) Penutup
Dari langkah-langkah pembelajaran tersebut diharapkan rasa berkompetisi siswa menjadi tumbuh sehingga siswa bertabiqul khoirat untuk menguasai pelajaran seoptimal mungkin. Sardiman dalam Mustafa (2008:5) saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan pribadi atau kelompok dapat meningkatkan prestasi siswa.
Metode Pembelajaran Kartu Pilhan Tantangan sesuai dengan teori Mental State yang dikembangkan oleh J. Herbart. Menurut Hamalik (2003:37) dalam teori Mental State belajar adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk peransang-peransang dari luar. Pengalaman-pengalaman berasosiasi dan bereroduksi. Oleh sebab itu dalam pembelajaran latihan dan ulangan menyebabkan pengalaman dan pengetahuan lebih kuat tinggal dalam kesadaran.
Pemberian Stimulus kepada siswa berupa tantangan soal akan di respon oleh siswa. Hubungan Stimulus- Respons akan menimbulkan kebiasaan otomatis pada pembelajaran. Oleh sebab itu pembelajaran dalam bentuk latihan hubungan stimulus dan respon akan akan semakin kuat maka dengan demikian pengatehuan dan pemahaman siswa akan semakin kuat pada kesadaranya (Hamalik, 2003:39)
B. 6.Hipotesis
Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah: Metode Kartu Pilihan Tantangan dapat meninghatan hasil belajar Biologi siswa di Kelas XI SMAN Plus Propinsi Riau

C. METODOLOGI PENELITIAN
C.1. Waktu, Tempat Penelitian dan Sampel
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2009 dan di laksanakan pada kelas XI MAN Plus Propinsi Riau dengan jumlah siswa 50 orang siswa.
C. 2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Action Reseach) yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi guru dan siswa di kelas. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
C.3. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Silabus Pembelajaran Biologi
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Kartu Pilihan Tantangan
4) Buku
5) Tes
C.4. Rencana Tindakan
Pembelajaran dengan metode Kartu Pilihan Tantangan melalui tahapan berikut ini :
Siklus I
1) Persiapan
Pada tahap persiapan langkah-langkah yang dilakukan adalah:
- Penentuan jadwal dan jam belajar
- Menentukan dasar
- Skor dasar diperoleh dari nilai ujian sebelumnya
- Membentuk kelompok-kelompok kooperartif
- Kelompok kooperatif terdiri dari 4-5 orang siswa yang bersifat heterogen
- Menyiapkan perangkat pembelajaran, antara lain: silabus, penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Kartu Pilihan Tantangan dan buku siswa, Sumber belajar
- Memberi tugas kepada siswa pada pertemuan sebelumnya untuk mempelajari materi struktur hewan secara berkelompok
2) Pelaksanaan
a) Pembukaan
- Apersepsi
- Motivasi
- Tujuan Pembelajaran
b) Kegiatan Inti
- Memberitahu aturan main
- Memberi kesempatan siswa kembali belajar 15 menit dengan diskusi kelompok sebagai persiapan
- Dengan undian atau permainan berhitung kelompok yang terundi mengutus 2 orang anggotanya mengambil ”Kartu Pilihan Tantangan” ke depan kelas.
- Kartu Pilihan tantangan yang berupa soalan tentang materi struktur tubuh hewan diajukan dan dijawab sesama oleh utusan di depan kelas (boleh bergantian yang menjadi penanya dan penjawab)
- Dua orang siswa dari kelompok lain bertindak sebagai juri yang bertugas menyimak jawaban benar atau salah.
- Jawaban yang benar diberi nilai yang salah diberi kewajiban mengkomfirmasikan ke kelompoknya untuk mencari jawaban yang benar
- Kesempatan masing pemunculan selama 5-7 menit
c) Repleksi
- Refleksi terhadap proses pembelajaran
d) Penutup
Tes/ Ulangan Harian (Data hasil belajar)
Siclus II
a) Merefleksi Kegiatan Pembelajaran Sebelumnya (mencari kelebihan dan kekurangan siclus I
b) Persiapan Tindakan Berikut dengan rencana perbaikan
c) Pelaksanaan Tindakan
d) Refleksi
e) Penutup
Tes / Ulangan Harian (Data hasil belajar)

C.5. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN Plus Propinsi Riau tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 50 orang dengan kemampuan akademik yang homogen
C.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini teknik tes berupa hasil ujian harian siswa.
C.7. Teknik Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan melihat ketuntasan belajar dan hasil belajar. Hasil belajar diambil dari nilai ulangan harian dengan kategori sebagai berikut:
85- 100 : Tinggi Sekali
75- 84 : Tinggi
65- 74 : sedang
55- 64 : Kurang
< 54 : Kurang Sekali
Selanjutnya dibandingkan dengan KKM Bidang study di Sekolah untuk menentukan ketuntasan persiswa serta dicari ketuntasan klasikal dengan formula:
Jumlah Siswa yang Tuntas
NP= ----------------------------------------- x 100%
Total Siswa

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

D.1. Hasil Penelitian
1) Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMAN Plus Propinsi Riau pada Pokok Bahasan Struktur Tumbuhan untuk siklus I dan Struktur Hewan untuk siklus II di bulan Oktober 2009.
Sebelum pelaksanaan siklus I, kepada siswa diberikan kesempatan membagi diri dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 siswa perkelompok dengan anggota yang heterogen menurut rangking dan jenis kelamin siswa. Kepada siswa dikomunikasikan tentang metode pembelajaran yang akan dilaksanakan berikutnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan “ Kartu Pilihan Tantangan”. Kepada siswa diminta persetujuannya. Dari komunikasi dengan siswa disimpulkan siswa dapat menerima dan mau melaksanakan metode yang baru pertama kali mereka dengan dan akan mereka laksanakan.

b. Siklus I
a.1. Persiapan
Pelaksanaan siklus pertama dimulai dengan memberi tugas kepada siswa secara berkelompok untuk menggali informasi secara mandiri tantang struktur tumbuhan di asrama. Kepada siswa di informasikan bahwa pada pertemuan di kelas siswa secara berkelompok akan diundi untuk mendapatkan kesempatan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disediakan pada “Kartu Pilihan Tantangan” yang akan melambangkan prestasi belajar mereka secara pribadi dan kelompok.
a.2. Kegiatan inti I
Kegiatan ini di mulai dengan pemberian arahan berupa kriteria penilaian prestasi dan alur pembelajaran kepada siswa. Siswa secara berkelompok diundi dengan cara menghitung. Penghitungan bisa berlaku maju atau mundur dari angka uang sebut oleh guru. Perhitungan bisa menggunakan bahasa Indonesia atau berbahasa Inggris. Setiap menyebut angka tertentu dan kalipatannya siswa harus menyebut “ Jaringan Tumbuhan”. Bagi siapa yang salah dalam dalam perhitungan maka kelompoknya diberi kesempatan mencabut “ Kartu Pilihan Tantangan (KPT)” yang dipegang guru. 2-3 orang anggota kelompok tersebut diutus kelompoknya maju untuk mencabut KPT untuk bertanya jawab tentang materi pertanyaan yang tersedia pada KPT tersebut. Kepada 2 orang siswa dari kelompok lain di tunjuk menjadi “Juri” melihat kebenaran tanya jawab tersebut. Kepada siswa yang lain juga di beri kesempatan mengomentari hasil diskusi dan pendapat “ Juri”. Kartu Pilihan Tantangan (KPT) yang tersedia adalah 2 kali banyak kelompok dalam kelas tersebut, jadi setiap kelompok mendapat 2 kali kesempatan dengan oarng yang berbeda. Pembelajaran dimulai dengan keraguan siswa maju sehingga siswa berusaha berhitung dengan hati-hati ketika dilakukan pengundian. Kelas diwarnai dengan keceriaan dan semangat memberikan dukungan kepada siswa yang mendapatkan kesempatan mencabut KPT dan bertanya jawab tentang materi pertanyaan KPT tersebut. Kegiatan ini memerlukan waktu 2 kali pertemuan ( 5 x 45 menit).
a.3. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dilaksanakan setelah kesemua siswa mendapatkan kesempatan menjalani pembelajaran dengan menggunakan metode “Kartu Pilihan Tantangan”. Refleksi diberikan setelah diketahui hasil evaluasi yang diperoleh siswa. Dari pengalaman pembelajaran sebelumnya diketahui bahwa hasil pembelajaran belum optimal hal ini diperkirakan siswa belum terarah dalam mengumpulkan informasi materi pelajaran.

c. Siklus Kedua
b.1. Persiapan
Siklus kedua dimulai dengan memberi tugas kepada siswa untuk mengumpulkan informasi tentang jaringan hewan tapi untuk siklus kedua ini berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus kedua kepada siswa diberi kesempatan belajar kelompok di asrama dan di pustaka sekolah pada jam pembelajaran selama satu kali pertemuan (2x45 menit). Sebelumnya kepada siswa dikomunikasikan “Tujuan Pembelajaran” jaringan hewan terebut.
b.2. Kegiatan Inti II
Seperti Siklus I Kegiatan ini di mulai dengan pemberian arahan berupa kriteria penilaian prestasi dan alur pembelajaran kepada siswa. Siswa secara berkelompok diundi dengan cara menghitung. Penghitungan bisa berlaku maju atau mundur dari angka uang sebut oleh guru. Perhitungan bisa menggunakan bahasa Indonesia atau berbahasa Inggris. Setiap menyebut angka tertentu dan kalipatannya siswa harus menyebut “ Jaringan Hewan”. Bagi siapa yang salah dalam dalam perhitungan maka kelompoknya diberi kesempatan mencabut “ Kartu Pilihan Tantangan (KPT)” yang dipegang guru. 2-3 orang anggota kelompok tersebut diutus kelompoknya maju untuk mencabut KPT untuk bertanya jawab tentang materi pertanyaan yang tersedia pada KPT tersebut. Kepada 2 orang siswa dari kelompok lain di tunjuk menjadi “Juri” melihat kebenaran tanya jawab tersebut. Kepada siswa yang lain juga di beri kesempatan mengomentari hasil diskusi dan pendapat “ Juri”. Kartu Pilihan Tantangan (KPT) yang tersedia adalah 2 kali banyak kelompok dalam kelas tersebut, jadi setiap kelompok mendapat 2 kali kesempatan dengan orang yang berbeda. Berbeda dengan pada siklus I Pada siklus kedua ada beberapa kelompok siswa bersedia secara sukarela mencabut undian pada kesempatan awal. Hal ini diperkirakan karena siswa telah lebih siap dibanding dengan silkus I. Kelas diwarnai dengan keceriaan dan semangat memberikan dukungan kepada siswa yang mendapatkan kesempatan mencabut KPT dan bertanya jawab tentang materi pertanyaan KPT tersebut. Setiap jawaban benar yang diberikan disambut dengan tepuk tangan oleh siswa yang lain. Kegiatan ini memerlukan waktu 2 kali pertemuan ( 5 x 45 menit), Oleh sebab itu waktu yang diperlukan pada siklus kedua lebih lama dibandingkan siklus pertama tapi ternyata lebih efektip dan lebih optimal dalam mendapatkan hasil pembelajaran.
b. 3. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dilaksanakan setelah kesemua siswa mendapatkan kesempatan menjalani pembelajaran dengan menggunakan metode “Kartu Pilihan Tantangan”. Kepada siswa diberikan perhargaan berupa pujian dan motivasi agar belajar lebih baik.

D.2. Hasil Belajar
Pada bagian ini dipaparkan perbandingan nilai dasar, KKM, nilai siklus I dan nilai sikus II untuk melihat perbandingan hasil belajar dan efektivitas metode “ Kartu Pilihan Tantangan (KPT)”.


Tabel 1
Perbandingan Nilai siswa dengan KKM

No SISWA KKM BIO NILAI DASAR NILAI SIKLUS I NILAI SIKLUS II
NL KTTS NL KTTS NL KTTS
1 A AKB

















72























72


75 Tuntas 76 Tuntas 85 Tuntas
2 A RZ 72 Tuntas 83 Tuntas 88 Tuntas
3 A KRN 70 Tak Tts 73 Tuntas 88 Tuntas
4 A AGR 70 Tak Tts 73 Tuntas 87 Tuntas
5 A SQ 79 Tuntas 68 Tak Tts 88 Tuntas
6 A RHY 86 Tuntas 75 Tuntas 86 Tuntas
7 E PNM 68 Tak Tts 74 Tuntas 90 Tuntas
8 F ADS 70 Tak Tts 73 Tuntas 82 Tuntas
9 F RFD 79 Tuntas 76 Tuntas 88 Tuntas
10 FRZL 79 Tuntas 68 Tak Tts 85 Tuntas
11 FLR 60 Tak Tts 73 Tuntas 86 Tuntas
12 HFZ 79 Tuntas 73 Tuntas 91 Tuntas
13 HRN 79 Tuntas 86 Tuntas 87 Tuntas
14 HB W 75 Tuntas 67 Tak Tts 91 Tuntas
15 HDBN 60 Tak Tts 63 Tak Tts 90 Tuntas
16 IMR 68 Tak Tts 65 Tak Tts 90 Tuntas
17 I MDS 70 Tak Tts 76 Tuntas 93 Tuntas
18 J D K 72 Tuntas 64 Tak Tts 84 Tuntas
19 KHR 75 Tuntas 73 Tuntas 85 Tuntas
20 KH FL 75 Tuntas 74 Tuntas 90 Tuntas
21 M KH 72 Tuntas 69 Tak Tts 84 Tuntas
22 MF A 79 Tuntas 68 Tak Tts 89 Tuntas
23 M RD 79 Tuntas 74 Tuntas 90 Tuntas
24 M A N 70 Tak Tts 72 Tuntas 88 Tuntas
25 M RZF 75 Tuntas 80 Tuntas 92 Tuntas
26 M IDH 75 Tuntas 87 Tuntas 90 Tuntas
27 M IQB 79 Tuntas 76 Tuntas 86 Tuntas
28 M RDW 68 Tak Tts 68 Tak Tts 90 Tuntas
29 M HBB 68 Tak Tts 75 Tuntas 86 Tuntas
30 MTMN 75 Tuntas 69 Tak Tts 90 Tuntas
31 N FJR 75 Tuntas 76 Tuntas 90 Tuntas
32 NGRH 79 Tuntas 65 Tak Tts 93 Tuntas
33 PNJ 60 Tak Tts 74 Tuntas 95 Tuntas
34 PLN 72 Tuntas 64 Tak Tts 90 Tuntas
35 PR LN 68 Tak Tts 74 Tuntas 90 Tuntas
36 PTR 79 Tuntas 70 Tak Tts 91 Tuntas
37 PR AYD 83 Tuntas 73 Tuntas 84 Tuntas
38 P LBS 72 Tuntas 69 Tak Tts 86 Tuntas
39 RHN R 79 Tuntas 73 Tuntas 84 Tuntas
40 RBH 79 Tuntas 82 Tuntas 81 Tuntas
41 M RBN 70 Tak Tts 74 Tuntas 92 Tuntas
42 RK 75 Tuntas 69 Tak Tts 95 Tuntas
43 RN 72 Tuntas 72 Tuntas 95 Tuntas
44 RN G 60 Tak Tts 75 Tuntas 85 Tuntas
45 RZL 72 Tuntas 68 Tak Tts 84 Tuntas
46 TR HD 70 Tak Tts 83 Tuntas 83 Tuntas
47 WWL 68 Tak Tts 86 Tuntas 93 Tuntas
48 WRD J 86 Tuntas 74 Tuntas 95 Tuntas
49 YLN 75 Tuntas 80 Tuntas 83 Tuntas
50 YZ MZ 72 Tuntas 82 Tuntas 85 Tuntas
Rerata/Ketuntasan (%) 73,2 66 % 73,2 68 % 88,9 100 %

Berdasarkan paparan hasil penelitian pada tabel di atas terjadi dinamika pada hasil belajar. Kalau kita perhatikan perkembangan ketuntasan dan perkembangan nilai siswa antara pra tindakan dengan siklus I tindakan mendapatkan hasil yang tak memuaskan ini terlihat dari tidak terjadinya pertambahan hasil belajar secara umum, walaupun terjadi peningkatan prosentase ketuntasan sebanyak dua persen (2%) atau bertambahnya ketuntasan 1 orang dari sebelumnya tindakan namun tidak dibarengi oleh peningkatan hasil belajar. Bahkan 22 orang siswa diantaranya justru mengalami penurunan nilai. Melalui wawancara dengan siswa diketahui siswa masih ragu-ragu atau tidak fokus ketika menggali informasi ketika diberikan penugasan secara berkelompok untuk menggali informasi tentang materi pembelajaran. Dari fakta tersebut dibuat perbaikan untuk pembelajaran siklus II. Siklus kedua dimulai dengan memberi arahan kepada siswa dengan cara mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan selanjutnya kepada mereka diberikan kesempatan untuk menggali informasi materi pelajaran satu kali pertemuan di Pustaka Sekolah dengan pengawaan guru. Setelah menggali informasi materi pelajaran di pustaka maka kepada siswa diberikan tindakan seperti siklus pertama berupa pengundian dan bertanya jawab. Dari hasil ulangan harian diketahui terjadi peningkatan hasil belajar secara signifikana dari rata-rata 72 pada siklus I menjadi 88,9 pada siklus II dengan ketuntasan belajar menjadi 100%.
D.3. Analisa Data dan Pembahasan

Berdasarkan paparan data nilai siswa dapat kita kategorikan nilai siswa sebagai berikut:

Tabel 2
Kategori nilai dasar
No Kategori Nomor Kode Siswa Jumlah Prosentase
1 Kurang 11, 15, 33, 44 4 orang 8 %
2 Sedang 2, 3, 4, 7, 8, 16, 17, 18, 21, 24, 28, 29, 34, 35, 38, 41, 43, 45, 46, 47, 50 21 orang 42 %
3 Tinggi 1, 5, 9, 10, 12, 13, 14, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 36, 37, 39, 40, 42, 49 23 orang 46 %
4 Sangat tinggi 6, 48 2 4 %

Jika di bandingkan dengan KKM mata pelajaran Biologi di SMAN Plus Propinsi Riau yakni 72 maka dapat diketahui tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah
Tabel 3
No Ketuntasan Nomor Kode siswa Jumlah Prosen
tase
1 Tak Tuntas
(nilai di bawah 72) 3, 4, 7, 8, 11, 15, 16, 17, 24, 28, 29, 33, 35, 41, 44, 46, 47 17 0rang 34 %
2 Tuntas
(nilai 72 atau lebih) 1, 2, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 45, 48, 49, 50 33 orang 66 %



Berdasarkan data di atas dapat kita simpulkan bahwa nilai siswa belum memuaskan baik dari kategori nilai siswa maupun tingkat ketuntasan siswa secara klasikal. Berdasarkan gejala tersebut maka guru bidang study mencoba memperbaikinya dengan perlakuan tindakan yang telah diterangkan di atas. Setelah melewati proses tindakan (sikus I) maka didapat nilai seperti data berikut:
Tabel 3
No Kategori Nomor Kode Siswa Jumlah Prosentase
1 Kurang 15, 18 2 orang 4 %
2 Sedang 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 45, 48 31 orang 62 %
3 Tinggi 1, 2, 6, 9, 17, 25, 27, 29, 31, 40, 44, 46, 49,50 14 orang 28 %
4 Sangat tinggi 13, 26, 47 3 6 %

Jika di bandingkan dengan KKM mata pelajaran Biologi di SMAN Plus Propinsi Riau yakni 72 maka dapat diketahui tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah
Tabel 4
No Ketuntasan Nomor Kode siswa Jumlah Prosen
tase
1 Tak Tuntas
(nilai di bawah 72) 5, 10, 14, 15, 16, 18, 21, 22, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 42, 45 16 0rang 32 %
2 Tuntas
(nilai 72 atau lebih) 1, 2, 3,4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 35, 37, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50 34 orang 68 %

Berdasarkan perbandingan antara nilai dasar dengan ulangan siklus pertama dikatehui tidak terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa. Kalau dilihat dari kategori nilai terjadi perubahan jumlah nilai kategori kurang dari sebelumnya 4 orang (8%) menjadi 2 orang (4%), kategori sedang dari 21 orang (42%) menjadi 31 orang (62%) hal ini terjadi karena menurunnya prosentase nilai kategori tinggi dari sebelumnya 23 orang (46%) menjadi 14 orang (28%), Sedang kategori sangat tinggi meningkat dari 2 orang (4 %) menjadi 3 orang (6%). Ketuntasan meningkat dari 33 orang (66%) menjadi 34 orang (68%). Perubahan nilai siswa tersebut dapat kita lihat melalui tabel berikut
Tabel 5
No Arah Perubahan Nilai Nomor Kode Siswa Jumlah Prosen
tase

1 Nilai Naik 1, 2, 3, 4, 7, 8, 11, 13, 17, 24, 25, 26, 29, 31, 33, 35, 40, 41, 44, 46, 47, 49, 50 24 orang 48%
2 Nilai Turun 5, 6, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 29, 32, 34, 36, 37, 38, 39, 42, 45, 48 24 orang 48 %
3 Tetap 28, 45 2 orang 4 %



Setelah melalui pembelajaran siklus ke 2 maka hasil belajar siswa meningkat dengan sangat sigifikan dimana 9 orang siswa (18%) meraih hasil belajar dengan kategori tinggi dan 41 (42%) siswa meraih hasil belajar dengan kategori sangat tinggi. Untuk lebih jelas bisa terlihat pada tabel berikut

Tabel 6
No Kategori Nomor Kode Siswa Jumlah Prosen
tase
1 Tinggi 1, 8, 17, 18, 21, 44, 45, 49, 50 9 orang 18%
2 Sangat Tinggi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,32, 33, 34, 35,36,37, 38, 39,40, 42, 43, 46, 47, 48 41 82%

Berdasarkan paparan data yang mengungkapkan hasil belajar belajar pada siklus I di atas terdapat ganjalan antara harapan dengan kenyataan. Seperti yang terlihat pada tabel 1 s/d tabel 5 perubahan nilai yang terjadi pada siswa tidak berubah secara signifikans artinya perlakuan berupa Kartu Pilihan Tantangan yang diberikan kepada siswa tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Melalui wawancara yang di lakukan dengan siswa dapat diketahui bahwa siswa merasa grogi dan bingung dalam menggali materi yang akan ditanyakan. Hal ini berarti dalam memberikan penugasan siswa belum bisa dilepaskan sepenuhnya. Hal ini sesuai dengan pandangan Hamalik bahwa Sehubungan dengan tugas yang harus dilakukan siswa maka siswa perlu diberitahu tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Hal ini akan mengarahkan siswa untuk berperan dalam kegiatan pembelajaran dengan baik (2003:85).
Sesuai data tabel 6 tentang hasil belajar siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan Kartu Pilihan Tantangan dengan memberikan informasi tantang tujuan pembelajaran sebelumnya serta memberikan kesempatan siswa belajar di pustaka secara berkelompok dengan pengawasan guru akan memberikan perubahan hasil belajar yang sangat signifikan. Hal ini terjadi karena siswa telah memiliki kesiapan dan arah dalam pemebelajaran sehingga siswa siap berkompentisi dalam menerima tantangan seperti yang dimaksudkan oleh pembelajaran Kartu Pilihan Tantangan.
Pembelajaran dengan tantangan akan memberikan siswa kesempatan belajar dengan aktiv. Siswa aktiv mencapai tujuan pembelajaran dengan kegiatan, bahan dan alat yang disepakati oleh siswa dan guru dalam mencapai hasil yang maksimal. Dimyati, dan Mudjiono menyatakan :
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat di wujudkan oleh guru dalam bentuk kegiatan, bahan dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran (2002:64)

Pembelajaran dengan Kartu Pilihan Tantangan akan memberikan latihan dan ulangan terhadap materi pelajaran dan ini akan berpengaruh baik pada hasil belajar siswa. Hamalik menyatakan makin banyak latihan dan ulangan dalam proses belajar mengajar makan akan lebih banyak dan makin lama pengetahuan dan pengalaman tinggal dalam kesadaran dan ingatan seseorang. (2003:37). Selanjutnya beliau menyatakan bahwa Persaingan merupakan salah satu faktor pembangkit motivasi siswa. Sedangkan motivasi mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan pembelajaran (2003: 167)
Berdasarkan teori dan pemaparan data dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran dengan Kartu Pilihan Tantangan dengan terlebih dahulu memberikan siswa informasi tentang tujuan pembelajaran serta kerja kelompok dengan adanya pengawasan guru akan memberikan hasil belajar yang baik dan perlu dikembangkan lebih lanjut.
E. Kesimpulan dan Saran
E.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan teori-teori pendidikan dan data di atas dapat disimpulkan:
1). Guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran
2). Guru harus mengoptimalkan seluruh sumber belajar untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien
3). Pembelajaran yang efektif dan bermakna adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif secara jasmani dan rohani
4). Kartu Pilihan Tantangan adalah cara belajar yang mampu memberikan sumbangsih yang besar sabagai sumber belajar siswa khususnya pada pembelajaran biologi



E.2. Saran
Berdasarkan uraian di atas dan kesimpulan kami sarankan:
1). Kepada guru biologi untuk melakukan inovasi pada metode dan sumber belajar biologi di sekolah
2). Kepada guru biologi dan peneliti diharapkan untuk mengembangkan penelitian tentang berbagai metode, pendekatan atau model belajar yang mampu mengaktifkan dan mengembangkan pengetahuan biologi siswa


Daftar Pustaka
Dimyati., Mudjiono (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta
Djamarah S. B,. Zain, A (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta
Dirjen Dikdasmen (2003) Kurikulum 2004 SMA. Jakarta. Depdiknas
Hamalik, O. (2003) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara
__________ (2003) Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Huriati (2009) Model Jantung Elektrik Sebagai Alat Peraga Inovatif Dalam Pembelajaran peredaran Darah pada Manusia. PTK. SMPN 1 Bangkinang
Makmun, A. S (2004) Psikologi Pendidikan. Bandung. Rosda
Mustafa M. N (2008) Peningkatan Motivasi Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX.1 Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Group Competition di SMP Negeri 2 Pekanbaru. Jurnal Bahas. Lab. Bahasa dan Sastra FKIP UNRI. Pekanbaru
PGRI (2006) Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Guru dan Dosen. PGRI. Jakarta
Slameto (2003) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar